Sabtu, 19 Februari 2011

Apa yang terjadi ketika rambut kita dikeriting?

Apa yang terjadi ketika rambut kita dikeriting?

Suatu protein yang disebut dengan keratin, merupakan protein yang membentuk rambut manusia, terdiri dari unsur cystine, yaitu senyawa asam amino yang memiliki unsur sulfida, dalam jumlah persentase yang cukup tinggi. Jembatan disulfida -S-S- dari cystine merupakan salah satu faktor utama yang bertanggung jawab atas berbagai bentuk dari rambut kita. Rambut lurus atau keriting dikarenakan keratin mengandung jembatan disulfida yang memampukan molekul untuk mempertahankan bentuk-bentuk tertentu. Di dalam proses keriting atau ‘perm’ (permanent waves) , pertama rambut diberikan senyawa pereduksi yang membuka beberapa ikatan -S-S- .

Hal ini memungkinkan molekul kehilangan daya kekakuannya dan membuatnya lebih lentur. Setelah itu rambut ditata sesuai dengan bentuk yang diinginkan dengan bantuan penggulung rambut atau alat penata rambut lainnya dan kemudian diberikan senyawa pengoksidasi. Senyawa pengoksidasi ini membalikkan reaksi yang disebutkan diatas, membentuk ikatan disulfida baru, sehingga molekul-molekul dapat mempertahankan bentuk baru yang diinginkan. Hal yang sama juga berlaku ketika kita ingin meluruskan rambut kita.
Walaupun kita telah menjalani proses keriting rambut, sesungguhnya keriting pada rambut kita tidaklah bersifat permanen. Rambut akan terus bertumbuh dan setelah beberapa lama kepala kita akan terdapat rambut baru yang cukup banyak jumlahnya. Rambut baru ini memiliki ikatan disulfida sama seperti bentuk rambut kita semula, sehingga lambat laun bentuk dari rambut kita akan kembali secara alami.
Sumber: dikutip dari berbagai sumber

Jumat, 18 Februari 2011

Tips mempelajari Perhitungan Kimia

Bilangan Avogadro (L)
Hal-hal yang diperhatikan dalam mempelajari Perhitungan Kimia adalah:
1. Menuliskan Persamaan reaksi setara
2. Data yang diketahui dalam soal di konversi ke satuan "mol"
3. Gunakan koefisien reaksi untuk menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan
4. Hitung zat yang ditanyakan menggunakan mol zat yang sudah diketahui.

Berikut ini dapat dilihat ringkasan materi untuk memperdalam pemahaman:

Hubungan mol dengan persamaan reaksi

 

 
Bagan di atas memperlihatkan bahwa semua jalur menuju mol menggunakan operasi matematika “pembagian (:)” sedangkan jalur yang keluar dari mol menggunakan operasi “perkalian (x)” kecuali ke Molaritas menggunakan operasi “pembagian (:)” sedangkan jika ingin mencari Mol dipergunakan operasi “perkalian (x)”



 

Untuk menyatakan stoikhiometri dalam larutan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :


Penentuan jumlah produk dan reaktan yang terlibat dalam reaksi kimia harus diperhitungkan dalam satu mol. Metode ini dipergunakan dalam perhitungan kimia biasanya dikenal sebagai metode pendekatan mol



Senin, 14 Februari 2011

Hidrolisis Garam

1. Hidrolisis Garam
a)  Hidrolisis adalah peristiwa terurainya zat/senyawa oleh air.
b)  Garam adalah senyawa/zat yang disusun oleh ion positif (kation basa) dengan  ion negative (anion asam)
c)  Bagian garam yang terhidrolisis adalah bagian yang lemah

2.  Penggolongan Garam
pKa = - log Ka
pKb = - log Kb
pOH = - log [OH-]
pH = - log [H+]
Kw = konstanta kesetimbangan air = 10-14

Tips
Untuk menghitung pH hidrolisis dapat dilakukan dengan 2 cara:
a.  Cara langsung
     Data dari soal bias langsung dimasukkan ke dalam rumus pH hidrolisis. Contoh soal berupa Garam dan Molaritasnya
b.  Cara tidak langsung
     Data berupa asam dan basa sehingga harus direaksikan terlebih dahulu.
                                Asam + basa ----> garam + air
Dari hasil reaksi, asam dan basa habis dan terbentuk mol garam ---> cari konsentrasi garam ---> masukkan ke dalam rumus pH hidrolisis

Jumat, 11 Februari 2011

Larutan Penyangga

1.      Pengertian Larutan Penyangga
      Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa, atau pengenceran.
Artinya, pH larutan penyangga praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat atau bila larutan diencerkan.

2. pH larutan penyangga

Larutan penyangga dapat dibedakan atas:
a. Larutan Penyangga Asam
Mengandung suatu asam lemah (HA) dan basa konjugasi (A-). Larutan seperti itu dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah (HA) dengan garamnya (LA, garam LA menghasilkan ion A- yang merupakan basa konjugasi dari asam HA) atau dengan mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan berlebih.
Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran asam lemah dengan garamnya (larutannya akan selalu mempunyai pH < 7).
Contoh larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya adalah larutan yang dibuat dengan mencampurkan larutan asam asetat (CH3COOH) dengan larutan garam Natrium asetat (CH3COONa).
Campuran larutan tersebut terionisasi sebagai berikut.
CH3COOH(aq) H+(aq)
 --->  CH3COO-(aq)
CH3COONa(aq)
--->
Na+(aq) + CH3COO-(aq)
Karena CH3COOH merupakan asam lemah, maka dalam larutannya zat ini akan terionisasi secara tidak sempurna yang reaksinya dapat membentuk sistem kesetimbangan. Sementara itu, CH3COONa merupakan garam, sehingga dalam larutannya zat ini akan terurai atau terionisasi secara sempurna.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam sistem campuran CH3COOH dan CH3COONa terdapat spesi-spesi zat yaitu CH3COOH yang tidak terurai (karena asam lemah); ion CH3COO- (hasil ionisasi CH3COOH dan CH3COONa); ion hidrogen (H+) yang dihasilkan dari ionisasi CH3COOH; dan ion natrium (Na+) yang dihasilkan dari ionisasi CH3COONa. Oleh karena itu, larutan penyangga semacam ini sering disebut larutan penyangga asam yaitu campuran dari asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran asam lemah dengan garamnya.
Besarnya pH larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya bergantung pada besarnya tetapan ionisasi asam tersebut (Ka) dan konsentrasi basa konjugasinya, [A-]
dimna
, konsentrasi basa konjugasi yang digunakan dalam menentukan pH larutan penyangga ini adalah konsentrasi basa konjugasi yang berasal dari garam.
Berdasarkan alasan di atas, maka konsentrasi ion H+ dalam larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya dapat ditentukan sebagai berikut:
Secara umum persamaan dapat ditulis :
CH3COOH(aq)     CH3COO-(aq)  + H+(aq)

b. Larutan penyangga basa
Mengandung suatu basa lemah (B) dan asam konjugasi (BH+). Larutan
penyangga basa dapat dibuat dengan mencampurkan basa lemah (B) dengan garamnya atau dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran basa lemah dengan garamnya (larutannya akan selalu mempunyai pH > 7).
Contoh larutan penyangga dari asam lemah dan asam konjugasinya adalah larutan yang dibuat dengan mencampurkan larutan basa amoniak (NH4+) dengan larutan garam amonium klorida (NH4Cl).
Campuran itu akan terionisasi sebagai berikut :
NH3(aq) + H2O(l)
--->
NH4+(aq) + OH-(aq)
NH4Cl(aq)
--->
NH4+(aq) + Cl-(aq)
Karena NH3 merupakan basa lemah, maka dalam larutannya zat ini akan terionisasi secara tidak sempurna yang reaksinya dapat membentuk sistem kesetimbangan. Sementara itu, NH4Cl merupakan garam, sehingga dalam larutannya zat ini akan terurai atau terionisasi secara sempurna.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam sistem campuran NH3 dan NH4Cl terdapat spesi-spesi zat yaitu NH3 yang tidak terurai (karena basa lemah); ion NH4+ (hasil ionisasi NH3 dan NH4Cl ); ion hidroksida (OH-) yang dihasilkan dari ionisasi NH3 ; dan ion klorida (Cl-) yang dihasilkan dari ionisasi NH4Cl
Oleh karena itu, larutan penyangga semacam ini sering disebut larutan penyangga basa yang tersusun dari basa lemah dengan asam konjugasinya atau campuran basa lemah dengan garamnya.
Besarnya pH larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya bergantung pada besarnya tetapan ionisasi asam tersebut (Kb) dan konsentrasi asam konjugasinya, [BH+]. Dalam hal ini, konsentrasi asam konjugasi yang digunakan dalam menentukan pH larutan penyangga ini adalah konsentrasi asam konjugasi yang berasal dari garam.
Berdasarkan alasan di atas, maka konsentrasi ion OH- dalam larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya dapat ditentukan sebagai berikut :
NH4OH(aq)
 NH4+(aq)  +  OH-(aq

Rabu, 02 Februari 2011

Kekuatan Asam Basa dan pH Larutan

Derajat keasaman menunjukkan kekuatan larutan asam dan basa yang dinyatakan dalam pH

1.  Kekuatan Asam Basa
Dalam mempelajari asam-basa maka kita tidak luput dihadapkan pada seberapa kuat suatu asam dan basa. Apakah suatu zat bersifat sebagai asam kuat, asam lemah atau basa kuat, lalu bagaimanakah kita dapat menentukan kekuatan asam atau kekuatan basa suatu zat? Ini pertanyaan yang perlu diketahui
Yang menjadi penentu kekuatan asam atau basa adalah adalah posisi kesetimbangan reaksi disosiasi asam atau basa dalam air. Tingkat ionisasi atau disosiasinya yaitu jumlah ion Hdan ion OH- yang dilepaskan oleh spesi asam dan basa
Sebagai contoh suatau HA dalam air akan mengalami reaksi disosiasi sebagai berikut:
HA + H2O <-> H3O+ + A-
Asam kuat adalah zat dimana reaksi kesetimbangan disosiasinya mengarah jauh ke arah kanan, akibatnya pada keadaan setimbang hampir seluruh asam HA terdisosiasi menjadi H3O+ dan A-.
Sedangkan asam lemah kebalikan dengan asam kuat yaitu reaksi kesetimbangan disosiasinya mengarah jauh ke arah kiri, jadi sangat sedikit sekali HA yang akan terdisosiasi menjadi H3O+ dan A-.
Untuk menentukan besarnya kekuatan asam yang satu dengan yang lainnya maka kita bisa mengukur harga Ka-nya (Konstanta disosiasi asam) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
HA + H2O <-> H3O+ + A-
Ka = [H3O+][A-] / [HA][H2O]
Rumus diatas dapat disederhanakan menjadi:
Ka = [H+][A-] / [HA]
Yang perlu diperhatikan bahwa H+ di atas mewakili H3O+. Ka adalah tetapan kesetimbangan asam oleh karena itu nilainya sangat dipengaruhi oleh temperatur. Semakin kecil nilai Ka mengindikasikan bahwa asam tersebut adalah asam lemah begitu juga sebaliknya.
Lalu mengapa dibuku-buku pelajaran kimia hanya asam lemah saja yang memiliki nilai Ka sedangakan asam kuat tidak memiliki nilai Ka?
Sebenarnya asam kuat juga memiliki nilai Ka, akan tetapi nilai Ka asam kuat sangat sulit diukur secara tepat disebabkan kita tidak bisa menghitung secara pasti konsentrasi HA pada kondisi setimbang. Ingat bahwa asam kuat kesetimbangannya jauh ke arah kanan sehingga besarnya konsentrasi HA yang tidak terdisosiasi sukar untuk ditentukan.

Bagaimana dengan basa?
Untuk basa hal yang sama seperti diatas dapat diterapkan, misalnya suatu basa BOH akan terdisosiasi dalam air sebagai berikut:
BOH <-> B+ + OH-
Dan tetapan disosiasi basanya adalah sebagai berikut:
Kb = [B+][OH-] / [BOH]
Berbeda dengan asam tetapan disosiasi basa dilambangan dengan Kb (huruf a dan b pada lambang tetapan disosiasi asam dan basa menyatakan a untuk acid yaitu asam dan b untuk base atau basa).
Sekali lagi Ka dan Kb adalah tetapan kesetimbangan khusus yang menunjukan reaksi disosiasi asam dan basa dalam larutan air. Seperti halnya harga tetapan kesetimbangan yang lain maka nilai Ka dan Kb sangat dipengaruhi oleh temperatur.

Tabel Kekuatan Asam


Asam Kuat
Asam Lemah
HCl
CH3COOH
H2SO4
H2CO3
HNO3
H2S
HBr
HCN
HI
HCOOH
HClO4


Tabel Kekuatan Basa


Basa Kuat
Basa Lemah
NaOH
NH4OH
KOH
Ba(OH)2
Sr(OH)2
Ca(OH)2
Mg(OH)2
Semua basa dari golongan IA dan IIA,kecuali Be(OH)2



Dalam penulisan reaksi ionisasi asam / basa kuat digunakan satu anak panah yang menunjukkan ke satu arah yang menyatakan bahwa seluruh senyawa asam dan basa kuat terionisasi
Cth :
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)                             NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)               Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
Konsentrasi ion H+ dan OH- dapat dihitung :
[H+] = a x Ma               dan        [OH-] = b x Mb

Kekuatan asam dan basa dapat dinyatakan oleh tetapan kesetimbangan / tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb), dimana  penulisan dalam persamaan reaksi digunakan 2 anak panah dengan arah bolak – balik
Cth :     CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
            H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43-(aq)

Deskripsi :
               HA(aq)              H+(aq)  +      A-(aq)
Awal             :     Ma                      -                 -
Reaksi           :     α x Ma                α x Ma       α x Ma
Setimbang    :     Ma – (α x Ma)    α x Ma       α x Ma

Pembahasan di atas dapat di ringkas dalam tabel berikut:

Pengaruh Pengenceran terhadap pH


Cara membuat larutan dengan benar




Bila suatu larutan asam atau basa dengan pH, dan volume V1 diencerkan hingga volumenya menjadi V2 dan pH2 maka berlaku rumus praktis sebagai berikut:


Contoh soal dan penyelesaian

Jika kedalam 9 mL larutan CH3COOH 0,1 M (Ka = 10-5) ditambahkan air hingga volumenya menjadi 90 mL maka berapakah perubahan pH yang terjadi?

Pembahasan: